MAKALAH IKHTIOLOGI
DISUSUN
OLEH
NAMA : MUSFIRAH
NIM : 11C1043209
RUAN: A
PROGRAM STUDI PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH-ACEH BARAT
2012/2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Ikan merupakan salah satu
jenis hewan vertebrata yang bersifat poikilotermis (berdarah dingin), memiliki
ciri khas pada tulang belakang, insang dan siripnya serta tergantung pada air
sebagai medium untuk kehidupannya. Ikan memiliki kemampuan di dalam air untuk
bergerak dengan menggunakan sirip untuk menjaga keseimbangan tubuhnya sehingga
tidak tergantung pada arus atau gerakan air yang disebabkan oleh arah angin.
Salah
satu contoh ikan adalah ikan nila (Oreochromis niloticus). Saluran
pencernaan ikannila yang terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus, dan
anus. Kelenjar pencernaan terdiri dari hati dan pankreas. Perhatikan gambar
berikut.
Sistem Pencernaan Ikan
Di dalam rongga mulut
ikan terdapat gigi-gigi dan lidah. Ikan mas tidak memiliki kelenjar ludah,
tetapi memiliki kelenjar lendir yang berguna untuk membantu menelan makanan.
Pada
proses pencernaan, makanan dari rongga mulut masuk ke kerongkongan dan
selanjutnya ke lambung. Dari lambung, makanan masuk ke usus. Di usus bermuara cairan empedu
yang membantu proses pencernaan. Di usus halus, sari-sari makanan diserap dan
selanjutnya diedarkan oleh darah ke seluruh bagian tubuh. Sisa-sisa makanan
yang tidak diserap dikeluarkan melalui anus.
1.2
Tujuan
Adapun
tujuan dari penyusunan makalah ini sebagai berikut:
Ø Sebagai tugas mata
kuliah ikhtiologi perikanan.
Ø Sebagai bahan bacaan agar dapat
mengetahui dan memahami jebih jelas tentang ikhtiologi ikan khususnya pada system
pencernaan dan pernapasan pada ikan.
Ø
untuk mengetahui sistem pencernaan dan kelenjar
pencernaan yang terdapat pada ikan. Sedangkan mafaat dari penyusunan makalah
ini adalah dapat dijadikan sebagai bahan bacaan dan sumber referensi atau acuan
bagi para pembaca, baik mahasiswa, masyarakat umum maupun para peneliti.
1.3
Manfaat
-
Manfaaat
yang dapat diambil setelah praktikum ini adalah mahasiswa dapat mengetahui
bentuk Sistem Pernapasan dan pencernaan yang terdapat pada ikan,
-
Dalam
manfaat pengetikan makalah ini penulis
berharap dapat bermanfaat bagi Teman teman semuanya.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Sistem Pencernaan
Secara
anatomis, struktur alat pencernaan ikan berkaitan dengan bentuk tubuh, kebiasan
makanan, tingkah laku ikan dan umur ikan. Sistem atau alat pencernaan pada ikan
terdiri dari dua bagian, yaitu saluran pencernaan (Tractus digestivus) dan
kelenjar pencernaan (Glandula digestoria).
2.2. Saluran pencernaan
Mulai
dari muka ke belakang, saluran pencernaan tersebut terdiri dari mulut, rongga
mulut, farings, esofagus, lambung, pilorus, usus, rektum dan anus.
a. Mulut
Bagian
terdepan dari mulut adalah bibir, pada ikan-ikan tertentu bibir tidak berkembng
dan malahan hilang secara total karena digantikan oleh paruh atau rahang (ikan
famili scaridae, diodotidae, tetraodontidae). Pada ikan belanak atau tambakan,
bibir berkembang dengan baik dan menebal, bahkan mulutnya dapat disembulkan.
Keberadaan bibir berkaitan erat dengan cara mendapatkan makanan. Di sekitar
bibir pada ikan tertentu terdapat sungut, yang berperan sebagai alat peraba.
Mulut terletak di ujung hidung dan juga terletak di atas hidung.
b. Rongga
mulut
Di
bagian belakan mulut terdapat ruang yang disebut rongga mulut. Rongga mulut ini
berhubungan langsung dengan segmen faring. Secara anatomis organ yang terdapata
pada rongga mulut adalah gigi, lidah dan organ palatin. Permukaan rongga mulut
diselaputi oleh lapisan sel permukaan (epitelium) yang berlapis. Pada lapisan
permukaan terdapat sel-sel penghasil lendir (mukosit) untuk mempermudah
masuknya makanan. Disamping mukosit, di bagian mulut juga terdapat organ
pengecap (organ penerima rasa) yang berfungsi menyeleksi makanan.
c. Farings
Lapisan
permukaan faring hampir sama dengan rongga mlut, masih ditemukan organ
pengecap, Sebagai tempat proses penyaringan makanan.
d. Esofagus
Permulaan
dari saluran pencernaan yang berbentuk seperti pipa, mengandung lendir untuk
membantu penelanan makanan. Pada ikan laut, esofagus berperan dalam penyerapan
garam melalui difusi pasif menyebabkan konsentrasi garam air laut yang diminum
akan menurun ketika berada di lambung dan usus sehingga memudahkan penyerapan
air oleh usus belakang dan rectum (proses osmoregulasi)
e. Lambung
Lambung
merupakan segmen pencernaan yang diameternya relatif lebih besar bila
dibandingkan dengan organ pencernaan yang lain. Besarnya ukuran lambung
berkaitan dengan fungsinya sebagai penampung makanan. Seluruh permukaan lambung
ditutupi oleh sel mukus yang mengandung mukopolisakarida yang agak asam
berfungsi sebagai pelindung dinding lambung dari kerja asam klorida. Sebagai
penampung makanan dan mencerna makanan secara kimiawi. Pada ikan-ikan herbivora
terdapat gizard (lambung khusus) berfungsi untuk menggerus makanan (pencernaan
secara fisik).
f. Pilorus
Pilorus
merupakan segmen yang terletak antara lambung dan usus depan. Segmen ini sangat
mencolok karena ukurannya yang mengecil/menyempit.
g. Usus (
intestinum)
Merupakan
segmen yang terpanjang dari saluran pencernaan. Intestinum berakhir dan
bermuara keluar sebagai anus. Merupakan tempat terjadinya proses penyerapan zat
makanan
h. Rektum
Rektum
merupakan segmen saluran pencernaan yang terujung. Secara anatomis sulit
dibedakan batas antara usus dengan rektum. Namun secara histologis batas antara
kedua segmen tersebut dapat dibedakan dengan adanya katup rektum.
i. Kloaka
Kloaka
adalah ruang tempat bermuaranya saluran pencernaan dan saluran urogenital. Ikan
bertulang sejati tidak memiliki kolaka, sedangkan ikan bertulang rawan memiliki
organ tersebut.
j. Anus
Anus
merupakan ujung dari saluran pencernaan. Pada ikan bertulang sejati anus
terletak di sebelah depan saluran genital. Pada ikan yang bentuk tubuhnya
memanjang, anus terletak jauh dibelakang kepala bedekatan dengan pangkal ekor.
Sedangkan ikan yang tubuhnya membundar, posisi anus terletak jauh di depan
pangkal ekor mendekati sirip dada.
2.3. Kelenjar Pencernaan
Kelenjar
pencernaan berguna untuk menghasilkan enzim pencernaan yang nantinya akan
bertugas membantu proses penghancuran makanan. Enzim pencernaan yang dihasilkan
oleh ikan buas juga berbeda dengan ikan vegetaris. Ikan buas pada umumnya
menghasilkan enzim-enzim pemecah protein, sedangkan ikan vegetaris menghasilkan
enzim-enzim pemecah karbohidrat. Kelenjar pencernaan terdiri dari hati dan
pankreas. Disamping itu, saluran pencernaannya (lambung dan usus) juga
berfungsi sebagai kelenjar pencernaan.
Hati
meupakan organ penting yang mensekresikan bahan untuk proses pencernaan. Organ
ini umumnya merupakan suatu kelenjar yang kompak, berwarna merah kecokelatan.
Posisi hati terletak pada rongga tubuh bagian bawah, di belakang jantung dan
disekitar usus depan. Di sekitar hati terdapat organ berbentuk kantong kecil,
bulat, oval atau memanjang dan berwarna hijau kebiruan, organ ini dinamakan
kantung empedu yang fungsinya untuk menampung cairan empedu yang disekresikan
oleh organ hati. Secara umum hati berfungsi sebagi tempat metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein serta tempat memproduksi cairan empedu.
Pankreas
merupakan organ yang mensekresikan bahan (enzim) yang berperan dalam proses
pencernaan. Pankreas ada yang berbentuk kompak dan ada yang diffus (menyebar)
di antara sel hati. Letak penkreas berdekatan dengan usus depan sebab saluran
pankreatik bermuara ke usus depan. Saluran pankreatik yaitu saluran-saluran
kecil yang bergabung satu sama lain dan pada akhirnya akan terbentuk saluran
yang keluar dari pankreas menuju usus depan.
2.4. Proses Pencernaan
Sebelum
makanan di sambar dan ditelan, terlebih dahulu telah menimbulkan rangsangan
berupa nafsu untuk makan. Nafsu untuk makan ini dapat dirangsang melalui
penglihatan, bau dan rabaan. Begitu ada nafsu untuk makan, maka alat-alat
pencernaanya segera bersiap-siap untuk menerima makanan dan selanjutnat
mencernakannya. Setelah makanan digigit, untuk menelannya diperlukan bahan
pelicin yaitu air liur. Selai sebagai pelicin, air liur juga mengandung enzim
ptialin yang merupakan enzim pemecah karbohidrat menjadi maltosa yang kemudaian
dilanjutkan menjadi glukosa. Tapi karena ikan tidak mengunyah makanan, padahal
pemecahan karbohidrat membutuhkan waktu yang lama, maka ptialinnya baru dapat
bekerja aktif setelah makanan sampai di lambung. Selain mengandung enzim
ptialin, air liur juga mengandung senyawa penyangga derajat keasaman (bufer)
yang berguna untuk memecah terjadinya penurunan pH agar proses pencernaan dapat
berjalan normal.
Apabila
makanan telah masuk ke dalam saluran pencernaan, maka dindng saluran
pencernaannya akan terangsang untuk menghasilkan hormon gastrin. Hormon ini
akan memacu pengeluaran asam klorida (HCL) dan pepsinogen. HCL akan mengubah
pepsinogen menjadi pepsin yang merupakan enzim pencernaan akif, yaitu sebagai
pemecah protein menjadi pepton (polipeptida). Apabila makanannya banyak
mengandung lemak, maka akan dihasilkan juga hormon entergastron.
Di
dalam usus, makanan itu sendiri akan merangsang keluarnya hormon kolsistokinin.
Hormon ini kemudian akan memacu keluarnyagetah empedu dari hati. Getah empedu
itu sebenarnya dibuat dari sel-sel darah merah yang telah rusak di dalam hati.
Pengeluaran getah empedu tersebut melalui pembuluh hepatikus yang kemidaian
ditampung di dalam kantong empedu. Fungsi getah empedu tersebut adalah
memeperhalus butiran-butiran lemak menjadi emulsi sehingga mudah larut dalam
air dan diserap oleh usus.
Dinding
usus juga mengeluarkan hormon sekretin dan pankreozinin. Sekretin akan memacu
pengeluaran getah empedu dan pankreas. Getah penkreas ini mengandung enzim
amilase, lipase dan protase. Sedangkan hormon pankreozinin menyebabkan
rangsangan untuk mempertinggi produksi getah pankreas.
Enzim
amilase akan memecah karbohidrat menjadi glukosa. Enzim lipase memecah lemak
menjadi asam lemak dan gliserol. Sedangkan protase memecah protein menjadi asam
amino. Ketiga enzim tersebut dapat mencapai puncak keaktifan apabila kadar protein
dalam makanan antara 40-60%. Apabila kadar proteinnya berubah maka untuk
mencapai puncak keaktifan, enzim-enzim tersebut membutuhkan waktu untuk
menyseuaikan diri.
2.5. Penyerapan Sari Makanan
Makanan
yang sudah dicerna halus sekali kemudian sari-sarinya akan diserap oleh dinding
usus. Sebenarnya di dalam lambung juga sudah mulai penyerapan, tapi jumlahnya
masih sangat sedikit. Penyerapan yang utama terjadi di dalam usus. Untuk
menyerap sari makanan tersebut, dinding usus mempunyai jonjot-jonjot agar permukaannya
lebih luas. Melalui pembuluh darah rambut pada jonjot usus tersebut, sari
makanan akan diserap ke dalam darah.
Karbohidrat
diserap dalam bentuk monosakarida, yaitu glikosa, galaktosa, fruktosa dan
lain-lain. Proses penyerapannya dipengaruhi oleh hormon insulin. Hormon
tersebut dihasilkan oleh kelenjar pankreas. Lemak diserap dalam bentuk asam
lemak dan gliserol. Di dalam lapisan lendir dinding usus, asam lemak dan
gliserol bersatu lagi, untuk kemudian diedarkan keseluruh tubuh melalui limfe (70%)
dan melalui pembuluh darah (30%). Sedangkan protein diserap dalam bentuk asam
amino yang dibawa ke hati dulu untuk diubah menjadi protein lagi, akan tetapi
yang telah disesuaikan dengan kebutuhan tubuh ikan yang bersangkutan.
Zat-zat
makanan yang telah diserap oleh darah kemudian diedarkan ke seluruh tubuh untuk
keperluan metabolisme, yaitu anabolisme dan katabolisme. Anabolisme adalah
pembentukan zat-zat yang lebih kompleks dari zat-zat yang lebih sederhana.
Misalnya pembentukan protein dan asam-asam amino. Sedangkan katabolisme adalah
pemecahan zat-zat yang merupakan bahan bakar untuk menghasilkan tenaga.
Misalnya pemecahan karbohidrat menjadi tenaga, air dan karbondioksida.
Pada
hewan-hewan darat, yang digunakan sebagai sumber tenaga pertama-tama adalah
karbohidrat kemudian disusul oleh lemak sebagai sumber nomor dua dan terakhir
protein. Sedangkan pada ikan adalah kebalikan dari hewan darat, yaitu protein,
lemak dan karbohidrat.
2.6. Pencernaan Secara Fisik Mekanik dan
Kimiawi
Pencernaan
secara fisik dan mekanik dimulai di bagian rongga mulut yaitu dengan
berperannya gigi pada proses pemotongan dan penggerusan makanan. Pencernaan
secara mekanik ini juga berlangsung di segmen lambung dan usus yaitu melalui
gerakan-gerakan (kontraksi) otot pada segmen tersebut. Pencernaan secara
mekanik di segmen lambung dan usus terjadi lebih efektif oleh karena adanya
peran cairan digestif. Pada ikan, pencernaan secara kimiawi dimulai di bagian
lambung, hal ini dikarenakan cairan digestif yang berperan dalam proses
pencernaan secara kimiawi mulai dihasilkan di segmen tersebut yaitu
disekresikan oleh kelenjar lambung. Pencernaan ini selanjutnya disempurnakan di
segmen usus. Cairan digestif yang berperan pada proses pencernaan di segmen
usus berasal dari hati, pankreas dan dinding usus itu sendiri. Kombinasi antara
aksi fisik dan kimiawi inilah yang menyebabkan perubahan makanan dari yang
asalnya bersifat komplek menjadi senyawa sederhana atau yang asalanya
berpartikel makro menjadi partikel mikro. Bentuk partikel mikro inilah makanan
menjadi zat terlarut yang memungkinkan dapat diserap oleh dinding usus yang
selanjutnya diedarkan ke seluruh tubuh.
2.7
Sistem Pernafasan
Definisi : Pernafasan : pertukaran CO2
(sisa-sisa proses metabolisme tubuh yg
harus dibuang) dengan
O2 (berasal dari perairan, dibutuhkan tubuh untuk proses
metabolisme dsb).
Organ-organ pernafasan :
mengambil O2 dari perairan letak?
- terutama insang
- organ tambahan mengambil O2 dari udara;paru-paru, labirin,
dsb
kulit dan kantung pada embrio dan larva kuning telur
Insang, bagian-bagiannya :
- tulang lengkung
insang
- tulang tapis insang
- daun insang
Fungsi bagian-bagian insang :
1. Tulang lengkung insang sebagai tempat
melakeatnya tulang tapis insang dan
daun insang, mempunyai
banyak saluran-saluran darah dan saluran syaraf
2. Tulang tapis insang, berfungsi dalam sistem
pencernaan untuk mencegah
keluarnya organisme
makanan melalui celah insang
3. Daun insang, berfungsi sebagai dalam sistem
pernafasan dan peredaran darah,
tempat terjadinya
pertukaran gas O2 dengan CO2.
Mekanisme pernafasan :
Pertukaran gas CO2 dan O2 terjadi secara
difusi ketika air dari habitat yang masuk
melalui mulut,
terdorong ke arah daerah insang. O2 yang banyak dikandung di
dalam air akan diikat
oleh hemoglobin darah, sedangkan CO2 yang dikandung di
dalam darah akan
dikeluarkan ke perairan. Darah yang sudah banyak mengandung
O2 kemudian diedarkan
kembali ke seluruh organ tubuh dan seterusnya.
Hal-hal yang berkaitan dg sistem pernafasan :
1. Perairan harus mengandung O2 cukup banyak
2. Bila perairan kurang O2, ikan akan a.l :
pedagang ikana. menuju permukaan
b. menuju tempat pemasukkan air
c. menuju tempat air yg berarus
3. Daun insang harus dalam keadaan lembab
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan ikan
akan O2:
1. ukuran dan umur (standia hidup) : ikan-ikan
kecil membutuhkan O2 >>
2. aktivitas ikan : yang aktif berenang perlu
O2 >>
3. Jenis kelamin : ikan betina membutuhkan O2
>>
4. Stadia reproduksi
2.8
Sistem Saraf dan Hormon
Kedua sistem ini dapat
dikatakan sebagai sistem koordinasi untuk mengantisipasi
perubahan kondisi
lingkungan dan perubahan status kehidupan (reproduksi dsb).
Perubahan lingkungan
akan diinformasikan ke sistem saraf (saraf pusat dsb), saraf
akan merangsang kelenjar
endokrin hormon dikirim keuntuk
mengeluarkan
hormon-hormon yang
dibutuhkan akan merangsangorgan target
dan aktivitas
metabolisme jaringan-jaringan a.l untuk bergerak.
Sistem saraf terdiri dari :
- sistem cerebro spinal :
• sistem saraf pusat : otak dan tulang
punggung
• sistem saraf tepi
- sistem otonomi : simpati dan parasimpati
- organ-organ khusus : hidung, telinga, mata,
LL
Keistimewaan
mendeteksi kondisisistem saraf pada ikan : sistem saraf pada LL
lingkungan (pH, suhu,
dsb) karena mengandung ujung-ujung sel saraf dan sel
darah.
Sistem Hormon : Hormon
dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar hormon a.l hormon
pertumbuhan, hormon
reproduksi, hormon ekskresi & osmoregulasi.
Menurut hasil kelenjar hormon :
- endo hormon : yang bekerja di dalam tubuh,
seperti hormon-hormon di atas
- ekto hormon : yang bekerja di luar tubuh,
seperti fenomen : merangsang jenis
kelamin lain mendekat
untuk berpijah.
2.9
Sistem ekskresi dan osmoregulasi
Definisi :
Sistem Ekskresi : sistem pembuangan proses
metabolisme tubuh (berupa gas,
cairan, dan padatan)
melalui kulit, ginjal, dan saluran pencernaan).
Sistem Osmoregulasi : sistem pengaturan
keseimbangan tekanan osmotik cairan
tubuh (air dan darah)
dengan tekanan osmotik habitat (perairan).
Organ-organ dalam sistem ekskresi : kulit,
saluran pencernaan, dan ginjal.
Organ-organ sistem osmoregulasi : kulit,
ginjal, insang, lapisan tipis mulut.
Ginjal : teletak di atas rongga perut, di luar
peritonium, di bawah tulang punggung
dan aorta dorsalis,
sebanyak satu pasang, berwarna merah, memanjang.
Fungsi Ginjal :
1. menyaring sisa-sisa proses metabolisme
untuk dibuang, zat-zat yang diperlukan
tubuh diedarkan lagi
melalui darah
2. mengatur kekentalan urin yang dibuang untuk
menjaga keseimbangan tekanan
osmotik cairan tubuh
Tekanan osmotik cairan tubuh berbeda antara
ikan-ikan bertulang benar
(Teleostei) yang hidup
di laut dengan yang hidup di perairan tawar, demikian juga
dengan ikan-ikan
bertulang rawan (Elasmobranchii), sehingga struktur dan jumlah
ginjalnya juga berbeda,
demikian juga dengan sistem osmoregulasinya.
2.10.
Sistem reproduksi dan embriologi
Definisi : Sistem reproduksi adalah sistem
untuk mempertahankan/melestarikan
spesies dengan
menghasilkan keturunan yang fertil. Embriologi adalah urutan
proses perkembangan
dari zygot (hasil pembuahan sel telur oleh sel sperma)
sampai menjadi anak
ikan dan seterusnya.
Organ-organ reproduksi :
Organ kelamin (gonad) : menghasilkan sel-sel
kelamin (gamet)
menghasilkan spermatozoa
-
Gonad jantan :
testes, biasanya sepasang, kiri dan
Kanan menghasilkan
telur
-
Gonad betina : ovari/ovarium
Ø Tipe
reproduksi :
Berdasarkan organ kelamin :
1. Biseksual (individu betina terpisah dari
individu jantan)
2. Hermafrodit (sel kelamin jantan dan betina
terdapat pada satu individu)
3. Partenogenesis dan ginogenesis
Ø
Berdasarkan proses pembuahan sel telur oleh
spermatozoa :
1. Eksternal (ovivar) : pembuahan di luar
tubuh betina, perkembangan embrio di
luar tubuh betina,
jumlah telur ratusan s.d ribuan
2. Internal
a. vivipar : pembuahan di dalam tubuh betina,
embrio mendapatkan sari makanan
dari induk sampai
menetas
b. ovovivipar : embrio mendapat sari makanan
dari kuning telur
perlu organ penyalur spermatozoa :
- gonopodium (ikan seribu)
- clasper (cucut)
Berdasarkan perlindungan induk terhadap
telur/anaknya :
1. tanpa perlindungan :
tongkol, patin, bandeng- telur banyak
(ratusan ribu), ukuran kecil
- pemijahan di tempat terbuka
2. membuat sarang :
- tanpa ditunggu induk
- sarang dari daun-daunan, kayu, pasir
3. di lokasi khusus, tanpa perlindungan induk
- di bebatuan, tenggelam di dasar
- di tanaman air
- diletakkan pada cangkang bivalva hidup
- diletakkan di pasir
4. perlindungan induk di luar tubuh
- buih/gelembung
- kayu/daun
- lubang/sarang
5. perlindungan induk di dalam tubuh
- di dalam mulut
- di cekungan di kepala
- di dalam ”uterus”
Ø
Ciri kelamin
1. Primer (gonad dan saluran yang terlibat
langsung dalam proses reproduksi)
- jantan : organnya testes dengan salurannya
vas deferens
- betina : organnya ovarium dengan salurannya
oviduct
baru diketahui setelah dilakukan pembedahan
2. Sekunder (terlihat
dari luar, tidak terlibat langsung dalam reproduksi)
- bentuk/ukuran (dimorfisme)
badan, kepala, ukuran sirip, adanya genital
papila, ovopositor
- warna (dikromatisme)
jantan : cerah, warna-warni
betina : sederhana, hanya satu warna
- tingkah laku
jantan : agresif, lincah, membuat sarang
betina : tenang, menunggu sarang selesai
BAB III
METODELOGI
3.1
Metodelogi
Metode yang dilakukan dalam praktikum
ini, yaitu pengamatan secara langsung, dimana data dan informasi yang
dibutuhkan dapat diperoleh dengan cara mengamati secara langsung di
laboratorium Biologi Perikanan, sehingga dapat memberikan gambaran tentang Sistem
Pencernaan dan Pernapasan pada ikan.
3.2
Waktu dan tempat
Praktikum ini di laksanakan pada hari Sabtu tanggal 08 Desember 2012, pukul 08.00 -10.00 WIB di Laboratorium Biologi perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Teuku Umar
3.3. Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
Praktikum ini di laksanakan pada hari Sabtu tanggal 08 Desember 2012, pukul 08.00 -10.00 WIB di Laboratorium Biologi perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Teuku Umar
3.3. Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1. ikan Nila (Oreochromis niloticus )
2.Ikan Gabus (ophiocephalus striatus )
3.Ikan Lele (Clarias
sp )
3.4 Alat alat dan
bahan
Alat-alat yang digunakan adalah:
1. Baki atau Nampan
2. Kain lap / Serbet
3.Buku praktikum ikhtiologi
4.buku penuntun praktikum ikhtiologi
5. Alat-alat tulis (Pena, Pensil, Penghapus, dan penggaris)
6. Buku gambar
1. Baki atau Nampan
2. Kain lap / Serbet
3.Buku praktikum ikhtiologi
4.buku penuntun praktikum ikhtiologi
5. Alat-alat tulis (Pena, Pensil, Penghapus, dan penggaris)
6. Buku gambar
7. pisau
3.5 Prosudur
Praktikum
Adapun prosedur praktikum
ini adalah menggambar ikan-ikan yang telah disediakan. Ikan diletakkan di atas
nampan yang telah disediakan lalu digambar pada buku gambar, membuat
klasifikasi ikan, menyebutkan ciri-ciri ikan, dan mengamati tentang Sistem
Pencernaan dan Pernapasan, dan perhitungan kembali ukuran panjang total,panjang
standar,dan berat tubuh ikan tersebut pada ikan yang dipraktikumkan
BAB IV
4.1 Hasil
Mengukur morfometri
ikan.
Sample : Jenis ikan
Nila (Oreochromis niloticus
)
No
|
Pengukuran
|
Kode
|
Cm
|
Bentuk Tubunya
|
1
|
Panjang Usus Halus Ikan nila
|
-
|
45 cm
|
Pipih Mendatar
|
2
|
Panjang Usus besar Ikan nila
|
-
|
48 cm
|
|
3
|
Gelembung Renang
|
-
|
5 cm
|
-
|
Sampel : Jenis Ikan Lele (Clarias sp )
No
|
Pengukuran
|
Kode
|
Cm
|
Bentuk Tubunya
|
1
|
Panjang Usus Halus Ikan Lele
|
-
|
5 cm
|
Kepala picak dan Badan pipih
|
2
|
Gelembung Renang
|
-
|
5 cm
|
-
|
Sampel : Jenis Ikan Gabus (ophiocephalus
striatus )
No
|
Pengukuran
|
Kode
|
Cm
|
Bentuk Tubunya
|
1
|
Panjang Usus Ikan gabus
|
-
|
8 cm
|
-
|
2
|
Gelembung Renang Ikan
|
-
|
10 cm
|
-
|
4.2
Pembahasan
Dalam
kegiatan ini bentuk Sistem Pencernaan dan Pernapasan sangat penting untuk
diperhatikan, di laboratorium ini kita harus mengetahui Cara mengkonsumsi makanan maka
ikan memerlukan sistem pencernaan agar bahan tersebut dapat diproses.
Pencernaan adalah proses penyederhanaan makanan melaului cara fisik dan kimia,
sehingga menjadi sari-sari makanan yang mudah diserap di dalam usus, kemudian
diedarkan ke seluruh organ tubuh melalui sistem peredaran darah. bentuk Tulang-Tulang Pada Tubuh
ikan yang telah dipratikumkan,dan kita juga harus mengetahui ukuran, posisi,
bentuk dan jumlah Tulang yang ada pada Bagian – bagian Rangka atau Tubuh Pada
ikan..
BAB
IV
PENUTUP
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Pencernaan
adalah proses penyederhanaan makanan melaului cara fisik dan kimia, sehingga
menjadi sari-sari makanan yang mudah diserap di dalam usus, kemudian diedarkan
ke seluruh organ tubuh melalui sistem peredaran darah.
Sistem atau
alat pencernaan pada ikan terdiri dari dua bagian, yaitu saluran pencernaan
(Tractus digestivus) dan kelenjar pencernaan (Glandula digestoria). saluran
pencernaan terdiri dari mulut, rongga mulut, farings, esofagus, lambung,
pilorus, usus, rektum dan anus. Sedangkan kelenjar pencernaan terdiri dari hati
dan pankreas yang berguna untuk menghasilkan enzim pencernaan yang nantinya
akan bertugas membantu proses penghancuran makanan.
3.2 Saran
Pada kegiatan praktikum kali ini
sebaiknya alat dan bahan yang akan digunakan disiapkan terlebih dahulu agar
praktikan lebih siap dan terlaksana dengan baik dalam melaksanakan penelitian
praktikum tersebut.
Daftar Pustaka
Adhi, I.K.D 2008.
sistem-pencernaan-pada-hewan. http://gurungeblog.
wordpress.com/2008/11/23/sistem-pencernaan-pada-hewan/
Eafrianto.
2009. Probiotik Pada Ikan. http://eafrianto.wordpress.com/
2009/11/29/probiotik-pada-ikan/.
Meitanisyah.
2009. Anatomi dan Fisiologi ikanhttp://www.bloggaul.com/
meitanisyah/readblog/99696/anatomi-n-fisiologi-ikan.
Made
Astawan, . 2001. Ikan Air Tawar Kaya Protein dan Vitamin. http://www.
gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid1057636419,44479,
LAMPIRAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar